Professor Luc Montagnier: Virus Corona Hasil Rekayasa di Lab Wuhan

oleh -7,810 views
Professor Luc Montagnier: Virus Corona Hasil Rekayasa di Lab Wuhan
Professor Luc Montagnier, pemenang Nobel Kedokteran 2008 (gambar AFP)
Apa obat yang cocok untuk COVID 19?

Oleh karena virus ini mengandung elemen HIV dan Plasmodium malaria, maka obat Lopimavir-Ritonavir (mencegah HIV/AIDS), Remdesivir (obat virus Ebola), dan Klorokuin (obat malaria) menjadi salah satu opsi terkini yang digunakan sebagai upaya meredam Penyakit Corona (Corona Virus Disease 2019 / Covid-19).

Ilmuwan Timothy Sheahan PhD dan Matthew Frieman PhD secara khusus meneliti potensi dari penggunaan obat-obat AIDS, Malaria, dan Ebola terhadap pasien Covid-19. Hasilnya agak mengejutkan.

Dalam proses Replikasi, Virus kerap mengalami Kesalahan Replikasi yang bisa menghasilkan 2 Situasi :

1. Negative Replication : Kesalahan Replikasi yang menghasilkan Regenerasi Virus yang mengalami Pelemahan Daya Rusak (Penurunan Virulensi)

2. Positive Replication : Kesalahan Replikasi yang menghasilkan Regenerasi Virus yang mengalami Penguatan Daya Rusak Virus hingga menghasilkan Virus Jenis Baru yang lebih kuat (Mutasi Virus)

Cara kerja antivirus adalah mengeksploitasi Negative Replication di atas, yaitu Bagaimana agar Replikasi Virus hasilkan Kesalahan Virus yang melemahkan Virus. Apabila Antivirus Corona sudah ditemukan, tentu obat ini akan mampu mencegah Replikasi Virus yang hasilkan Penguatan Virus atau Virus Jenis Baru ( Positive Replication ).

Pokok permasalahan yang disorot Sheahan dan Frieman adalah penggunaan Obat Malaria, AIDS, dan Ebola untuk memacu Negative Replication Virus Corona, juga memiliki risiko tinggi menghasilkan risiko Positive Replication Virus Corona, karena ketiga obat tersebut bukanlah obat yang dibuat untuk Virus Corona, melainkan penyakit lain.

Oleh karenanya, penggunaan ketiga obat non Corona pada pasien positif Corona, justru bisa memacu mutasi Virus Corona (Positive Replication) di dalam tubuh manusia.

Ini berarti, Penggunaan Klorokuin (Obat Malaria), Lopimavir-Ritonavir (Obat Sementara AIDS), dan Remdesivir (Obat Ebola) pada pasien positif Corona membuka risiko Tinggi menjadikan tubuh pasien positif Corona sebagai Laboratorium Hidup Pengembangan / Rekayasa Tahap Lanjut Virus Corona.

Penelitian Sheahan dan Frieman menunjukkan bahaya penyalahgunaan Obat Malaria, AIDS, dan Ebola untuk pasien Corona yang justru dapat dapat memacu lahirnya virus baru Corona (SARS-CoV-3) dari dalam tubuh manusia (Laboratorium Hidup).

Sumber :  Self [What to Know About Chloroquine and Other ‘Promising’ Coronavirus Treatments]

Semakin menarik saja ya perkembangan Virus Corona ini. Kita berharap semua ini segera selesai ya.

Penulis: Kiriman pembaca

No More Posts Available.

No more pages to load.