Jakarta – Secara global, korban jiwa akibat virus Corona tembus angka 100 ribu. Sementara yang positif menurut data ter pada Jumat (10/4) baru mencapai 1,6 jiwa. Menurut data dari AFP (Kantor Berita Global) bahwa angka kematian akibat virus corona mencapai total 100.859. Dari keseluruhan angka tersebut, 70 persen di antaranya berasal dari Eropa.
Mengacu pada data dari AFP tersebut, kematian terbanyak terjadi di Italia dengan 18.849 kasus, kemudian disusul Amerika Serikat dengan 18.586.
Meskipun begitu, episentrum pandemi Covid-19 masih berada di Amerika Serikat. Universitas Johns Hopkins bahkan melaporkan bahwa AS menjadi negara pertama yang melaporkan lebih dari 2.000 kematian akibat komplikasi virus corona dalam sehari.
Baca ini: Hampir 2.000 Kematian Akibat Corona dalam 24 Jam, Donald Trump Mulai Kehabisan Kesabaran
Meski demikian, para pejabat AS dan Eropa terus menggaungkan harapan bahwa kurva angka infeksi virus corona itu akan segera melandai.
Presiden AS, Donald Trump, bahkan mengatakan bahwa perkiraan infeksi virus corona di negaranya sudah hampir mencapai puncak. Ia pun mulai mempertimbangkan membuka kembali negaranya dari lockdown sesegera mungkin.
“Tak perlu dipertanyakan lagi, ini merupakan keputusan terbesar yang pernah saya ambil,” ucap Trump.
Trump melontarkan pernyataan ini tak lama setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa mencabut lockdown secara prematur berisiko mempercepat Covid-19 kembali lagi.
Seolah tak peduli, Trump berkata, “Namun, apakah kalian tahu? Berdiam diri di rumah juga bisa berujung kematian.” (cnn/now)